BERSANDING DI SATU ATAP: PEMAKNAAN PLURALITAS BERAGAMA DALAM MASYARAKAT DUSUN SODONG, KECAMATAN SAMPUNG, KABUPATEN PONOROGO
Keywords:
Dusun Sodong; Toleransi; PluralismeAbstract
Penelitian ini mengaji bagaimana pemeluk agama Buddha dan Islam di Dusun Sodong memaknai agamanya sehingga tercipta kehidupan yang rukun di tengah-tengah masyarakat multiagama. Pemaknaan agama oleh para pemeluknya akan membawa dampak pada perilaku keberagamaan mereka sehingga hal tersebut penting untuk dikaji. Pemaknaan yang inklusif akan memunculkan sikap toleran terhadap yang lain, sebaliknya pemaknaan yang eksklusif akan memunculkan sikap intoleran terhadap yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui awal mula masuknya agama Buddha ke Dusun Sodong; (2) Mengetahui tradisi dan kebudayaan masyarakat Dusun Sodong dalam berdampingan dengan umat Islam; (3) Mengetahui sikap inklusif dan eksklusif antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari wawancara, observasi langsung, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Agama Buddha merupakan agama pertama yang masuk di Dusun Sodong dengan aliran Buddha Therevada; (2) Budaya dan tradisi agama Buddha dan Islam berjalan beriringan dalam kehidupan sehari-hari, seperti melakukan kidungan, berdoa di punden, mendoakan orang meninggal, serta merayakan Idulfitri maupun Waisak bersama-sama; (3) Inklusifitas pemeluk Buddha tampak pada pemaknaan bahwa semua agama memiliki tujuan yang baik, oleh sebab itu tidak menjadi masalah apapun agama yang dipilih, asalkan bisa membawa kebaikan. Sikap inklusif pemeluk Islam tampak dalam pemaknaan agama yang menitik beratkan pada aspek kemaslahatan bersama. Pemaknaan ini menempatkan perbuatan baik sebagai ruh untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.